Alat Panel Surya Masih Harus Diimpor dari Jepang dan China

Alat Panel Surya Masih Harus Diimpor dari Jepang dan China

Jakarta

Listrik Tenaga surya mulai dimanfaatkan sebagai alternatif sumber pasokan listrik di rumah tangga. Namun, sebagian besar komponennya masih diimpor dari Jepang dan China dengan harga yang bervariasi.

Menurut Albert Edward, sales Royal PV, distributor produk panel surya yang berlokasi di LTC Glodok, sampai saat ini belum ada produk panel surya buatan lokal, kecuali untuk perakitan. Produk yang dirakit di Indonesia contohnya panel surya buatan Jepang dengan merek SkyTech

“Komponen panel suryanya dikirim dari Jepang dan dirakit di sebuah perusahaan di Jawa Tengah,” kata Albert kepada detikFinance, Senin (2/11/2015).

Sedangkan panel buatan China dikirim dalam bentuk produk jadi. Dari sisi harga, panel surya buatan Jepang dibanderol lebih mahal dibanding China. Albert menjelaskan, panel buatan Jepang biasanya dibanderol Rp 3 juta per unit, sedangkan buatan China berkisar antara Rp 1,7 juta per unit sampai Rp 2 juta per unit. Harga ini di luar dari komponen pendukung agar panel surya ini bisa berfungsi.

Selain dari sisi harga yang berbeda, panel surya buatan Jepang dan China memiliki kualitas yang berbeda pula. Menurut Albert, efisiensi ketahanan dalam menyerap tenaga surya biasanya akan berkurang sekitar 5 persen dalam kurun waktu antara 20 tahun sampai 25 tahun.

Sedangkan ketahanan panel surya buatan China bisa berkurang antara 2 persen sampai 3 persen hanya dalam waktu pemakaian antara 1,5 tahun sampai 2 tahun.

“Harga jual panel surya buatan China memang lebih murah dibandingkan Jepang, tapi efisiensi ketahanan dalam menyerap tenaga matahari kurang,” kata Albert.

(hen/hen)

sumber

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.